1.Kompetensi
dasar merupakan merupakan penjabaran Standar Kompetensi yang cakupan materinya
lebih sempit dibanding dengan Standar Kompetensi.Standar Kompetensi sendiri
adalah ukuran kemampuan minimal yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang harus dicapai, diketahui, dan mahir dilakukan oleh peserta didik
pada setiap tingkatan dari suatu materi yang diajarkan.
Kompetensi dasar diturunkan menjadi
indikator, dari indikator digunakan untuk menyusun tujuan pembelajaran.Evaluasi
pembelajaran didasarkan pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dari
evaluasi inilah dapat diketahui hasil belajar peserta didik. Apabila hubungan
tersebut digambarkan adalah sebagai berikut:
In lesson plan
Basic Competency : Explaining the meaning and functions of money
Indicators : 1. Describe the sense of money
2. Identify the functions of money
Learning Objectives
1) Students can describe the sense of money without opening a book
2) Students can describe the function of money without the help of a friend
Learning outcomes achieved by students must be in accordance with the learning goals, learning objectives itself refers to the indicators are the details of the basic competencies.
Indicators : 1. Describe the sense of money
2. Identify the functions of money
Learning Objectives
1) Students can describe the sense of money without opening a book
2) Students can describe the function of money without the help of a friend
Learning outcomes achieved by students must be in accordance with the learning goals, learning objectives itself refers to the indicators are the details of the basic competencies.
2.(A)Analisis transaksional (TA) adalah merupakan teori kepribadian dan sistem yang
terorganisir dari terapi interaksional. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa
disaat kita membuat keputusan berdasarkan premis premis masa lalu yang pada
suatu waktu sesuai dengan kebutuhan kelangsungan hidup kita tetapi yang mungkin
tidak lagi berlaku. TA menekankan aspek kognitif dan perilaku dari proses
terapeutik. Dalam TA ada tiga sekolah diakui klasik, Schiffian (atau
reparenting), dan redecisionaland dua sekolah tidak resmi diidentifikasi sebagai
reparenting diri dan korektif orangtua. Redecisional sekolah yang telah
diperoleh dalam menonjol dan merupakan fokus dari bab ini.
Tujuan dari analisis transaksional
adalah otonomi, yang didefinisikan sebagai kesadaran, spontanitas, dan
kapasitas untuk keintiman. Dalam mencapai otonomi orang mempunyai kapasitas
untuk membuat keputusan baru (redecide), sehingga memberdayakan diri mereka
sendiri dan mengubah arah hidup mereka. Sebagai bagian dari proses terapi TA,
klien belajar bagaimana mengenali tiga status ego Parent, Dewasa, dan Anak di
mana mereka berfungsi. Klien juga belajar bagaimana perilaku mereka saat ini
sedang dipengaruhi oleh aturan-aturan yang mereka terima dan dimasukkan sebagai
anak-anak dan bagaimana mereka dapat mengidentifikasi “lifescript” yang
menentukan tindakan mereka. Pendekatan ini berfokus pada keputusan awal bahwa
setiap orang telah dibuat, dan menekankan kemampuan klien untuk membuat
keputusan-keputusan baru untuk mengubah aspek kehidupan mereka yang tidak lagi
bekerja.
TA adalah terpisah dari pendekatan
terapeutik paling lain dalam kontrak itu dan putusan. Kontrak, yang
dikembangkan oleh klien, dengan jelas menyatakan tujuan dan arah dari proses
terapeutik. Klien dalam membangun TA dan arah tujuan mereka dan menjelaskan
bagaimana mereka akan berbeda saat mereka menyelesaikan kontrak mereka.
Kontraktual aspek dari proses terapi cenderung menyamakan kekuatan terapis dan
klien. Ini adalah tanggung jawab klien untuk memutuskan apa yang mereka akan
berubah. Untuk mengubah keinginan mereka menjadi kenyataan, klien diperlukan
untuk secara aktif mengubah perilaku mereka.
Analisis transaksional berakar pada
filsafat antideterministic. Menempatkan iman dalam kapasitas kita untuk
mengatasi kebiasaan pola dan untuk memilih tujuan-tujuan baru dan perilaku.
Namun, ini tidak berarti bahwa kita bebas dari pengaruh kekuatan sosial. Ia
mengakui bahwa kami dipengaruhi oleh ekspektasi dan tuntutan orang lain yang
signifikan, terutama karena awal kami keputusan dibuat pada suatu waktu dalam
hidup ketika kita sangat tergantung pada orang lain. Kami membuat
keputusan-keputusan tertentu agar dapat bertahan hidup, baik secara fisik dan
psikologis, pada titik tertentu dalam kehidupan. Tapi keputusan awal ini dapat
ditinjau dan menantang, dan jika mereka tidak lagi melayani kita, maka
keputusan-keputusan baru dapat dibuat.
Example
Hasta is a dutiful and obedient son to his
parents. For him, the parent is
the one who is always respected
and obeyed. Since childhood, Hasta
is always directed parents. This should
not be, should not it. Must be
this one, have that
one, and so on. He rarely allowed to make
their own choices. It also occurs in the selection of the direction of education. From kindergarten to high school, all determined by the
parents. No one picked by Hasta. He always went
along. Her parents want Hasta become a doctor.
Hasta not feel like to be a doctor but she does
not want and can not go against
the wishes of parents. He felt no power over his own
destiny.
Reeds only if prepared to become a physician with additional tutoring tutoring, either classical or private. Then Hasta successfully received at the Department of General Medicine. His parents were so happy, felt he had successfully directed his son. But Hasta not comfortable with it. She wanted to study literature.
Hasta never once expressed his desire. But parents do not want to know and always forbade Hasta study literature. According Hasta, parents think that the best option is what is decided by the parents, not Hasta that only a child.
Hasta undergo medical school with excitement and distress. He feels this is not what you want done. He wanted to get out of medical school. Consequently, in the first half, the value is muddy. Parents can only angry, ordered Hasta serious study, not think about anything else, especially literature. Because of this, Hasta increasingly feel pressured and stressed. He wants to have power over the choice of his own, but he could not resist parental ego.
Reeds only if prepared to become a physician with additional tutoring tutoring, either classical or private. Then Hasta successfully received at the Department of General Medicine. His parents were so happy, felt he had successfully directed his son. But Hasta not comfortable with it. She wanted to study literature.
Hasta never once expressed his desire. But parents do not want to know and always forbade Hasta study literature. According Hasta, parents think that the best option is what is decided by the parents, not Hasta that only a child.
Hasta undergo medical school with excitement and distress. He feels this is not what you want done. He wanted to get out of medical school. Consequently, in the first half, the value is muddy. Parents can only angry, ordered Hasta serious study, not think about anything else, especially literature. Because of this, Hasta increasingly feel pressured and stressed. He wants to have power over the choice of his own, but he could not resist parental ego.
(B) apa itu
interpersonal ?
A.
Pengertian Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah
dimana ketika kita berkomunikasi, kita
bukan sekedar menyampaikan isi
pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan
interpersonalnya. Jadi ketika
kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content
melainkan juga menentukan relationship.
Dari segi psikologi komunikasi,
kita dapat menyatakan bahwa makin baik
hubungan interpersonal, makin
terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin
cermat persepsinya tentang orang
lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung
diantara komunikan.
a. Komunikasi
intrapersonal; komunikasi yang terjadi dalam diri sendiri maka tindak balas
yang dilakukan ialah dalam internal diri sendiri. Contoh, komunikasi yang
terjadi saat kita merenung, berdialog dengan diri sendiri (baik sadar maupun
secara tidak sadar, misalnya sedang tidur).
b.
Komunikasi interpersonal; komunikasi yang dilakukan dengan orang lain sehingga
tindak balas dan evaluasinya memerlukan orang lain. Contoh, komunikasi dengan
pacar, teman, dosen, orang tua dan lain sebagainya.
c.
Komunikasi massa; komunikasi yang dilakukan dalam kumpulan manusia yang terjadi
proses sosial di dalamnya, baik melalui media atau langsung dan bersifat one
way communication. Contoh, komunikasi yang terjadi di televisi, web-site,
blog, iklan dan lain sebagainya.
Pada bab ini, pertanyaan untuk
merangsang proses berpikir kita ialah:
“Bilamana kita melakukan komunikasi
intrapersonal?”
Pertanyaan itu sebaiknya Anda
tanyakan terlebih dahulu dalam diri Anda, renungkan, fikirkan dan jawablah!
Setelah itu diskusikan jawaban tersebut dengan teman Anda!
Menjawab pertanyaan tersebut,
sebaiknya kita merujuk beberapa hal sebagai berikut;
a.
Manusia hidup pasti membutuhkan hidup membutuhkan komunikasi baik dengan
diri sendiri (intrapersonal) maupun dengan orang lain (interpersonal).
b.
Komunikasi intrapersonal terjadi pada pra-sesaat-pasca komunikasi
interpersonal. Oleh karena itu, komunikasi intrapersonal selalu mengiringi
komunikasi interpersonal.
c.
Komunikasi intrapersonal bertujuan untuk melakukan prediksi, evaluasi dan
penguatan/ pelemahan. Sebagai contoh, pada saat kita berkomunikasi dengan orang
lain, timbul perbincangan dengan diri kita untuk prediksi bagaimana rasanya
berkomunikasi dengan orang itu, akan nyamankah berbincang dengannya? Sewaktu
dan setelah berbincang dengan orang itu, kita kembali akan mengevaluasi
bagaimana proses perbincangan tadi, nyamankah berbincang dengannya. Jika kita
merasa nyaman dalam berkomunikasi dengan orang lain (komunikasi interpersonal)
maka prediksinya kita akan mengulang kembali berkomunikasi dengannya. Inilah
yang disebut sebagai proses penguatan. Namun akan terjadi proses pelemahan jika
terjadi evaluasi negatif terhadap proses komunikasi dengan orang tersebut.
1.2 Sistem Komunikasi Intrapersonal
Maha bijaksana Tuhan yang telah
mengatur proses komunikasi intrapersonal yang melibatkan beberapa unsur atau
elemen sebagai berikut (Burgon & Huffner, 2002);
a.
Sensasi, yaitu proses menangkap stimulus (pesan/informasi verbal maupun non
verbal). Pada saat berada pada proses sensasi ini maka panca indera manusia
sangat dibutuhkan, khususnya mata dan telinga.
b.
Persepsi, yaitu proses memberikan makna terhadap informasi yang ditangkap oleh
sensasi. Pemberian makna ini melibatkan unsur subyektif. Contohnya, evaluasi
komunikan terhadap proses komunikasi, nyaman tidakkah proses komunikasi
dengan orang tersebut?
c.
Memori, yaitu proses penyimpanan informasi dan evaluasinya dalam kognitif
individu. Kemudian informasi dan evaluasi komunikasi tersebut akan dikeluarkan
atau diingat kembali pada suatu saat, baik sadar maupun tidak sadar. Proses
pengingatan kembali ini yang disebut sebagai recalling.
d.
Berpikir, yaitu proses mengolah dan memanipulasi informasi untuk memenuhi
kebutuhan atau menyelesaikan masalah. Proses ini meliputi pengambilan
keputusan, pemecahan masalah dan berfikir kreatif. Setelah mendapatkan evaluasi
terhadap proses komunikasi interpersonal maka ada antisipasi terhadap proses komunikasi
yang selanjutnya. Contohnya, jika kita merasa tidak nyaman berkomunikasi dengan
dosen maka kita mempunyai cara untuk antisipasi agar komunikasi di kemudian
hari menjadi lancar.
1.3 Definisi Komunikasi
Interpersonal
Komunikasi interpersonal ialah komunikasi
yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara
langsung (face to face) maupun dengan media. Berdasarkan definisi ini
maka terdapat kelompok maya atau faktual (Burgon & Huffner, 2002). Contoh
kelompok maya, misalnya komunikasi melalui internet (chatting, face book,
email, etc.). Berkembangnya kelompok maya ini karena perkembangan teknologi
media komunikasi.
Terdapat definisi lain tentang
komunikasi interpersonal, yaitu suatu proses komunikasi yang bersetting pada
objek-objek sosial untuk mengetahui pemaknaan suatu stimulus (dalam hal ini:
informasi/pesan) (McDavid & Harari).
1.4 Fungsi Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal mempunyai
komunikasi sebagai berikut;
a.
Untuk mendapatkan respon/ umpan balik. Hal ini sebagai salah satu tanda
efektivitas proses komunikasi. Bayangkan bagaimana kalau tidak ada umpan balik,
saat Anda berkomunikasi dengan orang lain. Bagaimana kalau Anda sms ke orang
lain tetapi tidak dibalas?
b.
Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan balik. Contohnya,
setelah apa yang akan kita lakukan setelah mengetahui lawan bicara kita kurang
nyaman diajak berbincang.
c.
Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu kita dapat melakukan
modifikasi perilaku orang lain dengan cara persuasi. Misalnya, iklan yang
arahnya membujuk orang lain.
1.5 Peringkat Analisis Komunikasi
Interpersonal
Dalam mengevaluasi komunikasi
interpersonal, kita memerlukan suatu kemampuan analisis terhadap proses
komunikasi tersebut. Analisis tersebut tergantung dari peringkat atau level
analisisnya. Beberapa level analisis itu antaranya;
- Cultural level data, yaitu level analisis yang didasari oleh aturan, norma atau kebiasaan yang menjadi budaya suatu komunitas dalam berkomunikasi, biasanya pada komunikasi non verbal. Contohnya, perbedaan makna “anggukan” dan “gelengan” kepala antara orang Indonesia dengan orang India.
- Sociological level data, yaitu level analisis yang didasari oleh prediksi keterkaitan antara individu dengan komunitas sosialnya (membership group). Level analisis ini berkaitan antara peringkat individu dengan lingkungan sosialnya. Inilah akomodasi antara proses yang terjadi dalam peringkat individual yang diinternalisasi dalam dirinya selama hidup dengan proses yang terjadi pada peringkat lingkungan sosial yang baru saja mempengaruhi nilai-nilai pada individu. Contohnya, orang Indonesia yang baru saja tiba di luar negeri dan harus menyesuaikan dengan komunikasi di luar negeri maka akan terjadi akomodasi nilai-nilai individu dengan lingkungan barunya (membership group vs reference group).
- Psychological level data, yaitu level analisis prediksi perilaku spesifik dalam transaksi komunikasi. Misalnya saat individu berbohong maka ia akan melakukan mekanisme pertahanan diri (self defence mechanism). Atau dengan kata lain, ia akan melakukan rasionalisasi agar pesan/ informasinya tetap dipercaya oleh orang lain.
Example
:
INTERPERSONAL
COMMUNICATION EXAMPLE:
a.Boasted with students
b.Giving or return the compliment
c.Acquainted with new colleagues
d.Communicate promptly forward the message
e.Perpetuate and improve communications
f.Giving appoint directions
g.Persuade professors.
a.Boasted with students
b.Giving or return the compliment
c.Acquainted with new colleagues
d.Communicate promptly forward the message
e.Perpetuate and improve communications
f.Giving appoint directions
g.Persuade professors.
(C) Fungsional
Hal ini sejalan dengan prisip pembelajaran bahasa yang fungsional, yaitu pembelajaran bahasa harus
dikaitkan dengan fungsinya, baik dalam
berkomunikasi maupun dalam memenuhi
keterampilan untuk hidup (Purnomo, 2002:
10-11).
Prinsip fungsional
pembelajaran bahasa pada hakikatnya sejalan dengan konsep pembelajaran
pendekatan komunikatif.
Konsep pendekatan komunikatif mengisyaratkan bahwa guru bukanlah penguasa dalam kelas. Guru
bukanlah satu-satunya pemberi informasi
dan sumber belajar.Sebaliknya, guru sebagai penerima informasi (Hairuddin,
2000:136).
Jadi pembelajaran didasarkan pada multisumber. Dengan kata lain, sumber belajar terdiri atas guru,
peserta didik, dan lingkungan. Lingkungan terdekat adalah kelas. Lebih tegas lagi
Tarigan (dalam Hairuddin, 2000: 136) mengungkapkan bahwa dalam konsep
pendekatan komunikatif peran guru adalah
sebagai pembelajar dalam proses belajar-mengajar, di samping sebagai pengorganisasi, pembimbing, dan peneliti.
Pelaksanaan pembelajaran bahasa di kelas
yang fungsional ini adalah
menggunakan teknik bermain peran.
Example
Game of "Let's Storytelling
(Let's Tell aStory) "
Let's Tell a Story is one of the type of game talk. The disciples were trained to be able to fabricate oral. This gamecan be implemented in two ways, namely asfollowing.
1) By Topic Story
All students are encouraged to listen and storytelling in the learning process spoken language in order to train students.
This game can be implemented by way of:
Let's Tell a Story is one of the type of game talk. The disciples were trained to be able to fabricate oral. This gamecan be implemented in two ways, namely asfollowing.
1) By Topic Story
All students are encouraged to listen and storytelling in the learning process spoken language in order to train students.
This game can be implemented by way of:
(a)the teacher tells a story as a
whole, then assigned students to tell the story returned in the manner and
language of their own;
and
and
(b) the teacher tells the party of a
story, and the students were told to finish the story
in accordance with their own interpretations.
Goal game compose orally inlearning the Indonesian language is:
in accordance with their own interpretations.
Goal game compose orally inlearning the Indonesian language is:
(a)so that interested students to
practice speaking as
interesting topic is the story,
interesting topic is the story,
(b) to students have knowledge about
the differences storytelling
with plain speaking,
with plain speaking,
(c) one way to instill appreciation for their
literature
each student,
each student,
and (d) to enrich the inner students
with interesting stories that fit
with the development of their souls.
with the development of their souls.
LANGUAGE AND ARTS JOURNAL Vol 9 No.
2 of 2008 (116 -125)124
The smoothness of the implementation of per-This toy is also determined by the preparation of teachers,
for example:
The smoothness of the implementation of per-This toy is also determined by the preparation of teachers,
for example:
(a)
teachers setting up a whole story,
to be told by the teacher to the student
as motivation for students to practice
storytelling,
as motivation for students to practice
storytelling,
and
(b) pieces storybe
made the object of the game,(Preferably written in the paper).
Step-by-step execution of the game is as follows. First, the teacherexplain the forms and how to play in game, and also explains the purpose of the be achieved. Second, teachers motivate all students to read a story with a intact. Try to talk with and very attractive; voice, expression, and also the appearance.Third, the game starts: teacher read partly a story to the class. Then the teacher give time to each student to think of the connection / resolution stories in accordance with the wishes and interpretation each student. After that one students were asked spontaneously to try continue, while the teacher records mistakes are made when students appear. Fourth, at the end of the game the teacher will explain everything about with the story, and also the ways storytelling.
2) With General Topics
Pupils are trained construct sentences into a short essay. But in the early this activity, the teacher has guided the one / few sentences beginning after the new student proceed with the next sentences in their group. Each group had a secretary, to record the essay Short generated by their group.
Each group is given 15 minutes, after that the results recorded by the secretary submitted to the teacher. Then the teacher continued on the next group. Afterthe whole group gets a turn, then the teacher have each group read
essay they had and examined together
same.
Playing "Let Storytelling" can implemented to train language skillsverbal students. Because in this game they trained to: (a) be able to quickly and precisely their ideas, (b) to formulate ideas The sentence in an interesting and effective; and (c) are able to connect one idea with Another idea to form a unity thoughts that can be easily understood. Smooth implementation of this game
determined by the readiness of teachers. Before the game starts you should first teacher
prepared:
Step-by-step execution of the game is as follows. First, the teacherexplain the forms and how to play in game, and also explains the purpose of the be achieved. Second, teachers motivate all students to read a story with a intact. Try to talk with and very attractive; voice, expression, and also the appearance.Third, the game starts: teacher read partly a story to the class. Then the teacher give time to each student to think of the connection / resolution stories in accordance with the wishes and interpretation each student. After that one students were asked spontaneously to try continue, while the teacher records mistakes are made when students appear. Fourth, at the end of the game the teacher will explain everything about with the story, and also the ways storytelling.
2) With General Topics
Pupils are trained construct sentences into a short essay. But in the early this activity, the teacher has guided the one / few sentences beginning after the new student proceed with the next sentences in their group. Each group had a secretary, to record the essay Short generated by their group.
Each group is given 15 minutes, after that the results recorded by the secretary submitted to the teacher. Then the teacher continued on the next group. Afterthe whole group gets a turn, then the teacher have each group read
essay they had and examined together
same.
Playing "Let Storytelling" can implemented to train language skillsverbal students. Because in this game they trained to: (a) be able to quickly and precisely their ideas, (b) to formulate ideas The sentence in an interesting and effective; and (c) are able to connect one idea with Another idea to form a unity thoughts that can be easily understood. Smooth implementation of this game
determined by the readiness of teachers. Before the game starts you should first teacher
prepared:
(a) an example of an essay short interest, to motivate
students;
and (b) the initial sentences of the essay-essay to be prepared by the students later.
The game is carried out by teachers in learning process with these steps:
and (b) the initial sentences of the essay-essay to be prepared by the students later.
The game is carried out by teachers in learning process with these steps:
(a)teacher explains
the forms and how to play, and explaining the objectives to be achieved with
this game, (b) the class is divided into groups, each group have a chairman and
a secretary. Teachers should reminder of what duties, obligations, and rights the
stakeholders of this game.